logo kbea

Ziarah Mie Ayam #6

Menjelang penutupan pendaftaran capres-cawapres pemilu 2019, lini masa dipenuhi dengan cuitan-cuitan politik. Semua mendadak menjadi pengamat politik.

Oleh karena itu, demi menstabilkan lini masa, ada baiknya kamu membaca perjalanan ziarah mie ayam yang kini sudah memasuki jilid keenam.

Lokasi yang dipilih masih seputar daerah Sleman. Cuman agak lebih ke bawah. Di Jalan Kaliurang KM. 8. Kalo kamu tahu gapura perumahan Banteng Baru, nah masuk saja. Lokasi warung mie ayam hanya selompatan kukang dari gapura.

Warungnya bernama Mie Ayam Pak Loso. Saya mendapat rekomendasi untuk mencoba mie ayam ini dari teman yang kebetulan tinggal di perumahan. Teman saya itu, mewajibkan saya untuk mencoba mie ayam Pak Loso.

Dari kantor, tim berjumlah sebelas orang. Saya dan Mas Seno semakin antusias. Sebab, tiap minggu jumlah peserta bertambah. Harapannya, nanti saat ziarah ke sepuluh, satu komunitas ikut semua.

Di warung Pak Loso, tidak hanya tersedia mie ayam, melainkan ada soto. Saya sih tak heran. Beberapa warung di Jogja yang saya temui, mie ayam sering bersanding dengan soto atau bakso. Di daerah Jawa Tengah pun begitu. Di daerahmu, bagaimana?

Lima orang memesan mie ayam. Empat lainnya memesan mie ayam bakso. Sedangkan dua lainnya, pesan mie ayam dan bakso, serta bakso kuah. Nah, yang memesan bakso kuah adalah Mbak Dyah, yang lebih sering dikenal di Mojok dengan program Tausyah Dyah.

Mbak Dyah pesan bakso bukan tanpa sebab. Minggu lalu, selepas makan mie ayam Pak Kliwon, ternyata berat badannya bertambah 1 kg. Alhasil, beliau mumet. Program diet seret.

Yasudah, kembali ke topik mie ayam. Saat disuguhkan, wajah dari mie ayam seperti pada umumnya. Kuah sedikit gelap, mie mengembang, dan ayam ditaruh di atas mie. Yang berbeda, daun bawang langsung ditabur di atas ayam.

Saya kemudian menyeruput kuah. Perlahan. Mencecapnya berulang kali. Kemudian melahap mie ayam tak kurang dari tiga menit.
Beberapa teman kaget. Mereka melontarkan pertanyaan kepada saya. Porsi yang kecil atau rasa yang enak?

Saya enggan menjawab. Menanti semuanya selesai menandaskan mie ayam, termasuk Mas Seno. Ia begitu khusyuk untuk makan mie ayam kali ini. Saking khusyuknya, Adit mencoba memfoto gaya Mas Seno yang makan dengan sangat lahap sembari kemringet. Panas, lurr~

Kemudian saya menghampiri Mas Seno. Kuah mie ayam tandas. Tak ada setetes yang tersisa. Kalo sudah begitu, ini tandanya mie ayam tersebut pas di lidah Seno.

Saya melirik ke beberapa mangkok yang lain. Hanya tersisa dua mangkok yang berisi kuah. Itu pun sedikit. Ini berarti sajian mie ayam cocok dan mantap di lidah.

Untuk urusan nilai, boleh dong saya kasi 7,5. Dan, teman-teman pun sepakat dengan nilai itu. Bahkan, ada yang memberi nilai 8.

Kalo sudah begitu, saya pasti merekomendasikan Mie Ayam Pak Loso ke kamu, kan?

Wajib dicoba. Endang Bambang Gulindang.

– ditulis oleh Moddie Alvianto

Share, ya!

Facebook
Twitter
WhatsApp

Komunitas Bahagia EA